Jumat, 11 September 2015

“Apa Yang Bisa Ku Berikan Untuk Indonesia?”



Oleh: Hanifah Waffa (Mahasiswi EPS-B IAIN Sumatera Utara Medan)

            Seperti pohon kelapa yang tumbuh menjulang ke atas dan merupakan salah satu pohon tinggi di Indonesia. Makna lambang Pramuka itu mengkiaskan bahwa mempunyai cita-cita yang tinggi dan lurus yakni yang mulia dan jujur dan ia tetap tegak meskipun ada bencana yang dahsyat, dan mudah diombang-ambingkan oleh sesuatu.
            Sedangkan akar pohon kelapa tumbuh kuat dan erat di dalam tanah. Melambangkan bahwa kita harus mempunyai keyakinan dan berpegang teguh kepada dasar-dasar dan landasan yang baik, benar, kuat dan nyata untuk dipakai olehnya untuk memperkuat diri guna mencapai cita-cita.
            Untuk Negara Indonesia yang mempunyai iklim tropis pasti tidak susah untuk menemukan pohon kelapa. Pohon kelapa adalah pohon yang serba guna dari ujung hingga akarnya. Jadi itu mengkiaskan bahwa tiap manusia adalah manusia yang berguna dan berbakti diri dan kegunaanya untuk kepentingan tanah air, bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Lantas apakah yang telah kita berikan untuk Indonesia kita tercinta ini?
            Bicara soal Negara, Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 13.466 pulau. Dengan populasi lebih dari 237 juta jiwa pada tahun 2010, Indonesia adalah negara berpenduduk terbesar keempat di dunia dan negara yang berpenduduk Muslim terbesar di dunia, dengan lebih dari 207 juta jiwa. (Wikipedia)
            Begitu banyaknya penduduk Indonesia, lalu dimanakah kedudukan kita di mata Indonesia? Prestasi apa yang telah kita capai untuk membanggakan Indonesia di mata dunia? Terkadang saya merasa malu tentang pertanyaan itu, kenapa? Karena saya belum memberikan kontribusi apapun untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia ini. Saya sering berfikir apakah yang telah Negara ini berikan untuk kita, ternyata pemikiran saya ini sangat-sangat salah. Maka dari itu jangan tanyakan apa yang negara ini berikan kepadamu tapi tanyakan apa yang telah kamu berikan kepada negaramu. Itulah kutipan dari John F. Kennedy.
            Kalimat tersebut sebenarnya kutipan dari filsuf Marcus Tullius Cicero, Orator dan negarawan Romawi Kuno. Ini adalah kalimat yang sangat berkenan di hati saya kalau ditanya masalah kenegaraan. Untuk membangun bangsa ini juga tidak semudah seperti membalikkan telapak tangan, tidak hanya semangat saja yang dibutuhkan tetapi kita juga membutuhkan bantuan dari masyarakat maupun pemerintah. Karena tidak mungkin kita berjuang sendiri tanpa bantuan untuk membangun Negara ini. Mungkin tidak banyak juga yang dapat kita lakukan untuk memperbaiki bangsa ini, jadi jangan sia-siakan kesempatan kecil dan langka ini untuk bergotong royong dalam membangun bangsa kita.
            Berawal dari kata “mungkin” yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah tidak atau belum tentu, barangkali, boleh jadi, dapat terjadi, tidak mustahil. Kata mungkin ini memang selalu diremehkan karena kata mungkin itu belum bisa dipastikan. Tapi tahukah kalian, jika kesuksesan sejati itu memang bermula dari hal yang kecil, dan semua kegagalan juga berasal dari hal yang kecil.
            Seseorang menjadi tokoh besar karena mendapat dukungan dari masyarakat kecil, jadi tidak mungkin sebuah bangsa menjadi bangsa yang besar tanpa didukung oleh rakyat kecil itu sendiri. Jangan suka meremehkan kata kecil, karena besar itu berawal dari yang kecil terlebih dahulu. Tak ubahnya seperti semut, gajah yang besar saja dapat dilumpuhkan oleh semut yang mempunyai tubuh kecil.
            Bicara soal masalah semut, banyak kepribadian semut yang patut dicontoh oleh manusia. Walaupun hewan ini sangat kecil tetapi kalau Anda pernah sadari ternyata semut memiliki banyak sisi positif yang patut kita contoh untuk kita terapkan dalam kehidupan kita.
            Ada 7 Hal yang patut dipelajari dari seekor Semut, yang di antaranya adalah 1. Semut tidak pernah putus asa. Coba bentangkan tangan untuk menutup jalan yang di lalui semut. Semut tak akan putus asa, apalagi berhenti. Tapi terus mencari rute lain. 2. Semut rajinnya luar biasa. Semut selalu aktif bekerja mengangkut makanan. Bekerja merupakan bagian penting dari hidup semut. Semut tidak pernah merasa bosan dengan apa yang dia lakukan setiap hari. Sebab semut mempunyai tujuan dan arah hidup. 3. Semut itu kuat semut sanggup mengangkat beban yang jauh lebih besar dari tubuhnya. Semut tak mengeluh, apalagi menyerah. 4. Semut berjiwa sosial. Semut tidak mempunyai sifat egois, mereka akan tolong menolong dan mengangkatnya bersama sama. 5. Semut cepat melihat peluang. Semut cepat hadir ketika dia mengetahui ada peluang untuk mendapatkan makanan. Semut tak akan menyiakannya, sebab semut tahu peluang hanya datang sekali saja. 6. Semut tidak akan mengganggu ketika kita tidak mengganggu, jadi semut pastinya tidak akan mengganggu, menggigit kita kalau kita tidak berulah duluan seperti menginjak semut, pastinya akan menyebabkan semut marah. Artinya kita jangan mengganggu ketenangan orang lain sebelum mereka marah, membalas kepada kita. 7. Semut memiliki daya tahan yang kuat coba saja kita jatuhkan semut dari ketinggian yang cukup maksimal, bagaimana keadaan semutnya ketika sudah jatuh sampai bawah, apakah semutnya akan mati ? Tidak, semut tidak akan mati melainkan dia berlari kencang setelah jatuh. Semoga kita bisa mencontoh sifat semut dan mengembangkannya menjadi kebiasaan yang positif untuk hidup yang lebih baik. (Motivator Diri).
            Jadi sebagai manusia, seharusnya kita harus bisa untuk menjadi seperti pohon kelapa yang menjulang tinggi ke atas dan mengakar ke bawah hingga terbangunnya mental pembelajaran yang bertitik pada proses perbaikan diri yang berkelanjutan. Dan mampu mencontoh sikap si kecil semut yang sangat memotivasi.
            Jangan hanya saling menyalahkan, untuk membangun Negara ini kita memerlukan semuanya untuk sama-sama membangun Negara Indonesia yang kita cintai. Tidak hanya pemerintah saja yang mempunyai peran penting dalam pembangunan ini, masyarakat juga harus gencar untuk membangun Negara ini. Mulailah dari sesuatu yang kecil dan mulailah dari orang-orang disekitar kita untuk saling membantu.
            Talk less do more. Sedikit bicara banyak bertindak. Ya mungkin ungkapan itulah yang cocok untuk Negara ini. Maksudnya adalah apabila dalam menghadapi permasalahan, lebih baik dilakukan dengan tindakan dan solusi yang konkrit, jangan terlalu banyak berteori, beropini namun realisasinya tidak ada. Dan juga dapat menggambarkan jangan hanya banyak protes, menyalahkan, namun tidak dapat membantu seperti pepatah "Tong Kosong Nyaring Bunyinya".