Senin, 25 Mei 2015

Pengalaman Interview di Bank Indonesia



            Rabu, 20 Mei 2015 adalah salah satu hari bersejarah dalam hidup saya. Karena pada hari itu saya diberikan kesempatan besar untuk interview beasiswa di Bank Sentral Republik Indonesia yaitu Bank Indoneisa, pengujinya adalah salah satu pegawai di Bank Indonesia itu. Walaupun beliau adalah seorang wanita namun dia mempunyai kharisma yang luar biasa, tidak hanya cantik, beliau juga sangat anggun pembawaanya.
            Sebelumnya saya memang sudah pernah menapaki kaki saya di gedung Bank Indonesia cabang Medan yang bertempat di Jl. Balai Kota No. 4, sehingga sudah tidak asing bagi saya melihat bangunan yang luar biasa megah dan canggih itu. Yah maklum saja, namanya juga Bank Sentral Republik Indonesia sehinggak tidak mengherankan lagi kalau mempunyai system keamanan yang luar biasa ketat. Dari pertama masuk saja kita tidak hanya disambut oleh seorang Satpam namun juga ada aparat keamanan lainnya, saya rasa mereka adalah seorang anggota BRIMOB dan juga Tentara. Dan setelah kita sudah melewati mereka maka kita harus melewati alarm yang dapat mendeteksi logam pada saat memasuki Bank Indonesia itu.
            Setelah itu saya menuju ke lantai 8, tepatnya di ruang rapat. Kenapa saya langsung menuju lantai itu? Karena sehari sebelum menjelang interview saya sudah diberikan instruksi oleh pihak kampus untuk menuju lantai 8. Saya adalah mahasiswi dari Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan (UIN-SU Medan) yang dulunya bernama IAIN-SU Medan. Karena pada saat itu masih sekitar pukul 07:30 WIB, maka kami di arahkan oleh 2 orang pegawai wanita disana. Setelah itu kami di arahkan untuk membagi kelompok interview, yang satu kelompoknya berjumlah 10 orang, lalu mereka berpamitan untuk melaksanakan APEL pagi. APEL? APEL itu buah kali ya? Ya tentu saja bukan, mereka melaksanakan APEL (upacara pagi) sebelum memulai bekerja.
            Pada saat pembagian kelompok, saya sarankan semakin cepat giliran kelompok Anda maka semakin bagus dan semakin besar peluangnya untuk Anda. Kenapa? Karena saya sudah pernah mengalaminya sendiri. Saya sendiri mendapatkan giliran di kelompok ketiga, cepat bukan? Atau kurang cepat? Semakin lama atau semakin belakang giliran kelompok Anda, maka semakin ketat system pengujiannya. Pengujian dilakukan di dua tempat, yang pertama dilakukan di lantai 2, dan juga lantai 5. Kebetulan pada saat itu saya mendapatkan kesempat untuk interview di lantai 5. Untuk setiap lantai ada 3 orang penguji.
            Pertama sekali dilakukan interview, sistem pengujian untuk lantai 5 dan 2 berbeda. Dimana letak perbedaannya? Pada saat saya interview di lantai 5, untuk 10 orang itu kami dibagi lagi dalam beberapa kelompok. Setiap penguji langsung menguji kami yang bersepuluh itu. Ada yang satu orang penguji menguji 2 orang, ada yang 3 orang, dan ada juga yang langsung 5 orang. Saya berada di bagian yang 3 orang itu. Seperti yang saya katakana di awal tadi, penguji saya adalah seorang wanita yang mempunyai kharisma luar biasa, tidak hanya cantik, beliau juga sangat anggun pembawaanya, tapi saya lupa siapa nama ibu itu.
            Sedangkan di lantai 2, menurut wawancara saya dengan salah satu teman saya juga katanya sistem saat interview itu mereka yang bersepuluh itu dibagi lagi menjadi 5 orang tiap interview jadi ada 2 sesi interview untuk satu kelompok. Dan ketiga penguji itu langsung menginterview kelima peserta secara bergantian. Bayangkan, lebih enak lantai berapa coba? Saya rasa lebih enak di lantai 5, karena selain lebih efisien dalam hal waktu dan juga kadar deg-degannya itu lebih rendah. Namun seiring berjalannya waktu, lama kelamaan pun sistem lantai 5 mengikuti jejak lantai 2 dengan membagi ke dalam 2 sesi untuk setiap kelompok.
            Sebelum kami melakukan sesi tanya jawab itu kami disuruh untuk memilih salah satu gambar pohon dari 9 gambar yang disodorkan. Ini adalah salah satu cara untuk mengetes psikologi seseorang. Ingat, kita hanya disuruh memilih tidak untuk menjelaskan alasan kenapa kita memilih gambar tersebut. Tahap selanjutnya adalah tahap yang ditunggu-tunggu dan juga tahap yang sangat mendebarkan jantung, yaitu tahap tanya jawab! Di tahap ini kami diajukan beberapa pertanyaan yang saya ingat adalah

  1. Apa keunggulan kamu yang bisa membuat kamu berguna bagi masyarakat? 
  2. Apa saja prestasi non akademik yang telah kamu capai?
  3. Mengapa kamu yakin mendapat beasiswa dari BI? 
  4. Rencana setelah lulus sarjana?
  5. Dan apa kelebihan dan kekurangan yang ada dalam diri kamu?
            Setelah itu kami menjawabnya secara bergilir. Setelah sesi tanya jawab itu, penguji kami yang seorang wanita itu memberikan sedikit pengalamannya selama beliau berkuliah dulu. Beliau berkata walaupun saya suka membaca buku saya bukanlah seseorang yang kutu buku. Saya setuju dengan pendapat beliau karena banyak orang sering beranggapan bawa orang yang suka membaca buku adalah seorang kutu buku (cupu). Ya, beliau adalah salah satu mahasiswi berprestasi di kampusnya dulu, jadi tidak heran jika beliau menjadi ketua di salah satu organisasi yang diikutinya.
            Kalimat lain yang saya ingat dari ibu penguji saya  adalah “Walaupun kamu mempunyai IP (Indeks Prestasi) yang tinggi namun tidak mempunyai skill itu tidak ada guna, karena orang-orang yang dicari dalam kehidupan bermasyarakat nanti adalah orang-orang yang mempunyai skill yang unik dan mempunyai visi, misi, dan juga inovasi untuk membangun masyarakat itu sendiri”. Itu adalah sebuah kalimat yang sangat membangun dan harus diamalkan.
            Lalu, setelah interview kita diperbolehkan pulang tapi karena saya selesainya dekat dengan jam istirahat maka saya ISOMA (Istirahat, Sholat dan Makan) dulu disana. Tidak tanggung-tanggung, pada saat jam istirahat kami disuguhkan dengan sebuah nasi kotak untuk tiap-tiap orang. Mereka memang benar-benar melayani tamu dengan baik.
            Ini adalah pengalaman interview saya untuk pertama kalinya, dan ini sangat berkesan karena saya interview di Bank Indonesia. Semoga saya tidak hanya interview beasiswa saja disana, tetapi juga dapat interview di Bank Indonesia untuk bekerja.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar