Rabu, 20 Mei 2015

Pembelanjaan Sumber-Sumber Modal Dan Cara Pemenuhan Kebutuhan Modal



TUGAS MATA KULIAH PENGANTAR BISNIS

“PEMBELANJAAN SUMBER-SUMBER MODAL DAN CARA PEMENUHAN KEBUTUHAN MODAL”

D
I
S
U
S
U
N
OLEH:

                                              
HANIFAH WAFFA
EPS – B

EKONOMI PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS SYARI’AH DAN EKONOMI ISLAM



KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur penulis ucapkan Kehadirat Allah SWT karena dengan berkah dan rahmat-Nyalah penulis diberikan kesehatan sehingga dapat menyelesaikan Tugas ini.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Zuhrinal M. Nawawi M.A yang telah memberikan Tugas ini kepada penulis. Adapun judul Tugas tersebut yaitu tentang “Pembelanjaan Sumber-Sumber Modal dan Cara Pemenuhan Kebutuhan Modal.
Penulis menyadari bahwa penyusunan Tugas ini masih belum sempurna. Penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun. Semoga hasil Tugas ini dapat bermanfaat bagi rekan mahasiswa seluruhnya. Semoga rahmat dan hidayah serta lindungan-Nya selalu dilimpahkan pada kita semua.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb


Medan, Januari 2014

                                                                           Penulis



                                                                                                   Hanifah Waffa







DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………...i
Daftar Isi……………………………………………………………...ii
A.   Pendahuluan…………………………………………………….....1
B.   Pembelanjaan Perusahaan…………………………………………3
1.      Pengertian Pembelanjaan Perusahaan…………………………………..…3
2.      Pembelanjaan Perusahaan dan Ilmu Ekonomi…………………………….4
3.      Pembelanjaan Perusahaan dan Akuntansi……………………………...….5
4.      Pandangan Umum Tentang Fungsi Pembelanjaan Perusahaan…………...6
5.      Peranan Pembelanjaan dalam Perusahaan………………………………...6
C.   Modal……………………………………………………………...7
1.      Pengertian Modal…………………..……………………………………...7
2.      Faktor-Faktor yang Memengaruhi Modal…………………………………9
3.      Anggaran Modal………………………………………………………….10
D.   Sumber-Sumber Modal…………………………………………..11
E.    Cara Pemenuhan Kebutuhan Modal……………..……………….13
1.      Pemenuhan Kebutuhan Dana Ditinjau dari Sudut Likuiditas dan Rentabilitas……………………………………………………………….13
2.      Pemenuhan Kebutuhan Dana Ditinjau dari Sudut Solvabilitas dan Rentabilitas…………………………………………………….…………14
F.    Penutup………………………………...…………………………16
Daftar Pustaka……………………………...………………………..17





A.   PENDAHULUAN

Masalah pengelolaan keuangan sangat penting bagi kelangsungan hidup perusahaan. Keuangan suatu perusahaan berkaitan dengan pengelolaan penggunaan dana (pembelanjaan aktif) dan pengelolaan sumber-sumber dana (pembelanjaan pasif). Pengelolaan penggunaan dan tercermin dalam bentuk berbagai aktiva dalam neraca, baik aktiva lancar maupun aktiva tetap.
Aktiva lancar adalah kekayaan yang dimiliki perusahaan yang sewaktu-waktu dapat diubah menjadi uang dalam jangka waktu perputaran kegiatan operasional atau dengan kata lain aktiva lancar adalah kekayaan perusahaan yang tingkat likuiditasnya tinggi. Dan bentuk aktiva tetap tersebut bisa berupa tanah, peralatan/mesin dan bangunan.
Semakin tepat pengalokasian dana ke berbagai aktiva, maka semakin besar kesempatan perusahaan untuk memperoleh keuntungan. Dengan kata lain, semakin efisien penggunaan dana, tentunya semakin baik bagi perusahaan. Pengelolaan sumber-sumber dana tercermin dalam bentuk berbagai jenis modal asing (hutang jangka pendek dan jangka panjang) dan modal sendiri. Semakin tepat penentuan sumber dana, semakin efisien pengelolaan dana dan berarti semakin baik bagi perusahaan.
Tersedia dana yang cukup merupakan suatu syarat agar perusahaan dapat melaksanakan berbagai kegiatan sehari-hari dengan lancar. Cukup berarti tidak kekurangan dana dan tidak kelebihan dana. Kekurangan dana dapat mengakibatkan pembelian bahan baku atau barang dagangan serta pembayaran lainnya dapat terganggu. Akibat selanjutnya adalah kekecewaan langganan tidak terlayani dengan baik. Sebaliknya, apabila kelebihan dana dapat mengakibatkan investasi perusahaan terlalu besar. Hal itu selanjutnya menimbulkan beban tetap yang besar dari waktu ke waktu. Dana kurang cukup atau berlebihan perusahaan mengarah kepada kerugian dalam jangka panjang.


Agar dana dalam perusahaan dapat dipenuhi secara cukup, maka sisi lain dituntut adanya pengelolaan dan penentuan secara tepat terhadap sumber-sumber dana. Tepat dalam artian jumlah maupun kualitas (tepat waktu maupun tinggi rendahnya biaya yang ditanggung). Dengan pertimbangan tersebut dapat ditentukan/dipilih apakah sumber dana dari modal asing (jangka pendek atau jangka panjang) atau sumber dari modal sendiri.
Secara umum, modal diartikan sebagai semua barang kongkrit yang yang terdapat pada neraca sebelah debet dan daya beli atau nilai tukar dari tukar dari barang-barang tersebut yang tercatat di sebelah kredit.
Jadi pada hakekatnya fungsi Manajer Keuangan adalah menyeimbangkan kebutuhan dana dalam operasi perusahaan dengan tersedianya dana dengan berbagai sumber dana. Dalam arti lebih luas: meningkatkan “nilai” perusahaan.
Di sini yang dimaksud manajer keuangan bisa diartikan manajer perusahaan yang bertanggung jawab atas pengambilan keputusan penting mengenai investasi dan pendanaan. Dengan demikian manajer keuangan bertanggung jawab atas kelancaran aliran kas masuk ke dalam perusahaan untuk membiayai investasi dan operasi perusahaan serta aliran kas ke luar dari perusahaan yaitu berupa pembayaran dividen kepada pemilik perusahaan dan pembayarn kembali hutang.
Dan menurut beberapa ahli manajemen keuangan sepakat mengartikan bahwa Manajemen Keuangan, dilihat dari fungsinya, sebagai perencanaan organisasi untuk memperoleh dana, menggunakan dana, dan sekaligus mengendalikan dana tersebut dalam rangka maksimalisasi nilai organisasi.[1]
            Fungsi seorang manajer keuangan adalah:
1)      Menganalisa dan merencanakan pembelanjaan.
2)      Mengelola penanaman modal dalam aktiva.
3)      Mengatur struktur finansial dan struktur modal.





 
B.   PEMBELANJAAN PERUSAHAAN

1.     Pengertian Pembelanjaan Perusahaan

Pembelanjaan perusahaan diartikan sebagai seluruh aktivitas yang bersangkutan dengan usaha untuk mendapatkan dana yang diperlukan dengan biaya minimal dan syarat-syarat yang paling menguntung dan menggunakan atau mengalokasikan dana tersebut seefisien mungkin (Bambang Riyanto, 1995).[2]
Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa, fungsi pembelanjaan dalam perusahaan meliputi:
a)      Fungsi pengalokasian dana.
b)      Fungsi pemulihan kebutuhan.
Dalam hal ini manajer keuangan perusahaan harus dapat melaksanakan efisiensi baik dalam fungsi pengalokasian dana maupun fungsi pemenuhan kebutuhan dana. Dengan demikian manajer keuangan harus dapat memilih beberapa alternatif investasi yang menguntungkan perusahaan (alokasi dana). Demikian pula halnya dengan fungsi pemenuhan kebutuhan dana, manajer keuangan  harus berupaya agar dapat memperoleh dana yang diperlukan dengan biaya yang minimal serta syarat-syarat yang menguntungkan.
Tujuan pembelanjaan perusahaan sebagai berikut :
·         Mendapatkan atau menaikkan tambahan dana perusahaan.
·         Menggunakan dana secara efisien.
·         Mendistribusikan laba perusahaan kepada yang berhak.
Perusahaan dapat secara internal memenuhi kebutuhan akan dana yaitu dengan menggunakan keuntungan yang tidak dibagikan atau keuntungan yang ditahan, atau dapat pula menggunakan penyusutan aktiva tetap (pembelanjaan intensif). Perusahaan dapat pula menggunakan sumber dari luar perusahaan (sumber ekstern) yaitu, sumber dana yang berasal dari tambahan penyertaan modal dari pemilik, penjualan obligasi, kredit dari bank atau penerbitan saham baru.
Pembelanjaan terbagi menjadi dua, yaitu:
a)      Pembelanjaan Pasif
Merupakan aktivitas perusahaan dalam mencari sumber dana di mana dana yang akan diperoleh tersebut dipilih yang syarat-syaratnya paling menguntungkan.
b)      Pembelanjaan Aktif
Merupakan upaya untuk menyerahkan dana kepada debitur atau menanamkannya dalam surat-surat berharga secara efisien. [3]
Pembelanjaan perusahaan juga berupaya untuk menyeimbangkan keuangan perusahaan yaitu keseimbangan antara aktiva dan pasiva yang diperlukan. Di sini pemilihan susunan kualitatif dari aktiva akan menentukan struktur kekayaan perusahaan, sedangkan pemilihan susunan kualitatif dari pasiva akan menentukan struktur finansial dan struktur modal perusahaan.
Pembelanjaan perusahaan tidak dapat dipisahkan dari ilmu ekonomi, dan dapat dikatakan bahwa pembelanjaan perusahaan adalah merupakan penerapan prinsip-prinsip ekonomi dalam mengelola (to manage) keputusan-keputusan yang menyangkut masalah finansial perusahaan.
Dalam hubungan dengan akuntansi, maka keputusan-keputusan yang diambil oleh manajer keuangan perusahaan didasarkan atas data finansial yang disajikan oleh bagian akuntansi perusahaan dengan menggunakan prinsip-prinsip akuntansi yang sudah diterima secara umum.

2.     Pembelanjaan Perusahaan dan Ilmu Ekonomi

Pentingnya pelajaran ilmu ekonomi dalam perkembangan “manajemen dan teori-teori pembelanjaan perusahaan” akan dapat dilihat dengan jelas apabila kita meneliti pembagian ilmu ekonomi ke dalam dua bidang pokok, yaitu ekonomi makro dan ekonomi mikro.


 
Teori ekonomi makro tidak mengenal batas geografis tetapi teori-teori tersebut menciptakan suatu kerangka internasional dengan mana dana mengalir dengan bebasnya dari satu institusi ke institusi lainnya, dari suatu negara ke negara lainnya dan juga stabilisasi aktivitas-aktivitas ekonomi, serta pengontrolan tingkat pengangguran.[4]
Teori-teori ekonomi mikro memberikan dasar bagi perusahaan untuk dapat bekerja secara lebih efisien. Ekonomi mikro berkaitan erat dengan penentuan kegiatan apa yang harus dilaksanakan oleh perusahaan sehingga tercapai tingkat keuntungan yang diinginkan. Konsep-konsep yang berhubungan dengan permintaan dan penawaran serta strategi-strategi untuk mencapai keuntungan yang maksimum semuanya berakar pada teori ekonomi mikro.[5]
Bidang lain yang juga di pengaruhi oleh teori ekonomi mikro adalah faktor-faktor produksi, strategi penetapan harga terhadap suatu produk, tingkat penjualan dan sebagainya.

3.     Pembelanjaan Perusahaan dan Akuntansi

Banyak orang berpendapat bahwa fungsi pembelanjaan dan akuntansi dalam suatu perusahaan adalah sama. Seperti halnya dengan ilmu ekonomi, maka pembelanjaan dan akuntansi juga mempunyai hubungan yang erat juga.
            Perbedaan pokok antara keduanya terletak pada tugas yang dilakukan masing-masing bagian. Akuntansi menekankan pada pengumpulan, pengklasifikasian, pencatatan, penafsiran, dan penyajian data finansial perusahaan menurut cara-cara yang sudah ditentukan dan diterima oleh umum, sedangkan pembelanjaan, tugas pokoknya adalah untuk mengambil keputusan sehubungan dengan penarikan dan penggunaan dana.
Sebagai kelanjutan dari hal ini, manajer keuangan lebih menekankan pada cash inflow (arus kas masuk) yang diterima oleh perusahaan.
4.     Pandangan Umum Tentang Fungsi Pembelanjaan Perusahaan

Sebagian besar keberhasilan suatu perusahaan diukur dalam: “financial term” atau berdasarkan tingkat keberhasilan finansial yang dicapainya.[6]
Oleh karena itu tidaklah mengherankan kalau seorang manajer keuangan memegang peranan yang sangat penting dalam operasi perusahaan.
Kiranya akan sangat bermanfaat sekali bagi pihak-pihak yang mempunyai kekuasaan dalam membuat keputusan, misalnya bagian akuntansi, produksi, pemasaran, dan bagian riset untuk memiliki pengetahuan-pengetahuan dasar tentang fungsi pembelanjaan dalam perusahaan.

5.     Peranan Pembelanjaan dalam Perusahaan

Dalam perusahaan-perusahaan kecil, fungsi pembelanjaan biasanya dirangkap oleh bagian akuntansi. Dengan bertambah besarnya suatu perusahaan, maka perlu untuk memisahkan kedua bagian ini.
Pada mulanya fungsi bagian pembelanjaan hanyalah berhubungan dengan masalah kredit, seperti misalnya mengevaluasi dan menentukan langganan-langganan mana yang dapat diberikan kredit (dapat dilakukan penjualan secara kredit).
Dengan perkembangan selanjutnya, fungsi pembelanjaan bertambah besar mencakup penilaian posisi keuangan perusahaan dan mencari pinjaman-pinjaman jangka pendek. Dan terakhir sekali, fungsi pembelanjaan berkembang lagi sampai mencakup masalah mencari pinjaman-pinjaman jangka panjang, menilai dan membeli aktiva tetap serta menetapkan kebijaksanaan deviden perusahaan.





 
C.   MODAL

1.     Pengertian Modal

Secara umum, modal diartikan sebagai semua barang kongkrit yang yang terdapat pada neraca sebelah debet dan daya beli atau nilai tukar dari tukar dari barang-barang tersebut yang tercatat di sebelah kredit.[7]
Pada suatu neraca kita dapat mengamati adanya dua jenis modal yaitu, di sebelah debet merupakan modal kongkrit atau modal menurut bentuknya dan midal abstrak yang tertera di sebelah kredit atau modal menurut sumbernya.[8]
Pengertian modal kerja merupakan modal  yang digunakan untuk melakukan kegiatan operasi perusahaan. Modal kerja diartikan sebagai investasi yang ditanamkan dalam aktiva lancar atau aktiva jangka pendek, seperti kas, bank, surat-surat berharga, piutang, sediaan, dan aktiva lancar lainnya.[9]
Pengetian modal kerja secara mendalam terkandung dalam konsep modal kerja yang dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
a)      Konsep kuantitatif
Konsep ini menyebutkan bahwa modal kerja adalah seluruh aktiva lancar. Dalam konsep ini bagaimana mencukupi kebutuhan dana untuk membiayai operasi perusahaan jangka pendek. Konsep ini sering disebut dengan modal kerja kotor (gross working capital).
b)      Konsep kualitatif
Konsep ini merupakan konsep yang menitikberatkan kepada kualitas modal kerja. Konsep ini melihat selisih antara jumlah aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Konsep ini disebut dengan modal bersih (net working capital).




 
c)      Konsep fungsional
Konsep ini menekankan pada fungsi dana yang dimiliki perusahaan dalam memperoleh labanya. [10]

Modal kerja setiap saat selalu berputar dan ilustrasi berikut akan memperlihatkan perputaran tersebut:
a)      Penjualan tunai






 



               Pembelian                        Penjualan Tunai  


b)      Penjualan kredit









KAS
 

 




           Pembelian              Penjualan Kredit          Penerimaan Uang

Skema perputaran modal kerja pada perusahaan dagang

Dari skema tersebut dapat dijelaskan bahwa, uang kas dapat digunakan untuk membeli barang dagangan yang kemudian dijual lagi secara tunai. Di sini perusahaan segera memperoleh uang tunai tanpa memerlukan waktu yang lama.
Sedangkan perputaran lain memperlihatkan, uang kas digunakan untuk membeli barang dagangan, kemudian barang tersebut dijual secara kredit sehingga bagi perusahaan merupakan piutang dan nanti pada saatnya (biasanya kurang dari satu tahun) piutang tersebut akan dibayar kembali, berupa penerimaan uang kas. Bentuk perputaran penjualan kredit ini tentu saja memerlukan waktu lebih lama daripada penjualan tunai.
Meskipun berakibat kurang lancarnya pembayaran, tetapi penjualan kredit ini dilakukan perusahaan untuk meningkatkan volume penjualannya. Dalam hal ini perusahaan perlu berhati-hati dalam melakukan seleksi terhadap para pembeli secara kredit (debitur) sebab, jika tidak diseleksi maka dapat menimbulkan piutang tak tertagih karena debitur bertindak kurang jujur.
Pada umumnya modal suatu perusahaan berasal lebih dari satu sumber, misalnya modal berasal dari hutang jangka panjang dan saham biasa serta laba ditahan. Apabila sumber modal lebih dari satu sumber, maka perhitungan biaya modalnya adalah biaya modal rata-rata tertimbang/WACC/Weight Average Cost of Capital.[11]

2.     Faktor-Faktor yang Memengaruhi Modal

Ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi modal kerja, yaitu:
a)      Jenis perusahaan;
b)      Syarat kredit;
c)      Waktu produksi; dan
d)     Tingkat perputaran sendiri.[12]

Besar kecilnya modal kerja tergantung beberapa faktor, seperti:
a)      Jenis produk yang dibuat;
b)      Siklus operasi perusahaan;
c)      Tingkat penjualan;
d)     Kebijakan persediaan;
e)      Kebijakan penjualan; dan
f)       Efisiensi manajemen aktiva lancar.[13]





 
3.     Anggaran Modal

Anggaran modal adalah seluruh proses untuk menganalisis proyek serta untuk memutuskan apakah proyek-proyek bersangkutan akan dimasukkan dalam anggaran modal.[14]
Anggaran modal mempunyai arti sangat penting bagi perusahaan, antara lain:
a)      Dana yang dikeluarkan terikat untuk jangka waktu yang panjang.
b)      Investasi aktiva tetap menyangkut penjualan di masa yang akan datang.
c)      Pengeluaran dana meliputi jumlah yang besar dan sulit menjual kembali aktiva tetap yang telah dipakai.
d)     Kesalahan dalam pengambilan keputusan mengenai pengeluaran modal akan mengakibatkan kerugian, dengan dampak: biaya depresiasi, beban bunga modal pinjaman, biaya perunit yang meningkat, karena tidak dapat memanfaatkan secara optimal. [15]















 
D.   SUMBER-SUMBER MODAL

Kebutuhan akan modal kerja mutlak disediakan perusahaan dalam bentuk apa pun. Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan tersebut, diperlukan sumber-sumber modal kerja yang dapat dicari dari berbagai sumber yang tersedia.
Namun, dalam pemilihan sumber modal tersebut harus diperhatikan untung ruginya sumber modal kerja tersebut. Pertimbangan ini perlu dilakukan agar tidak menjadi beban perusahaan ke depan atau akan menimbulkan masalah yang tidak diinginkan.
Sumber-sumber dana untuk modal kerja dapat diperoleh dari penurunan jumlah aktiva dan kenaikan passiva. Berikut ini beberapa sumber modal kerja yang dapat digunakan, yaitu:
1)      Hasil operasi perusahaan
Maksudnya adalah pendapatan atau laba yang diperoleh pada periode tertentu.
2)      Keuntungan penjualan surat-surat berharga
Surat tersebut dapat digunakan untuk keperluan modal kerja.
3)      Penjualan saham
Artinya perusahaan melepas sejumlah saham yang masih dimiliki untuk dijual kepada berbagai pihak.
4)      Penjualan aktiva tetap
Maksudnya yang dijual di sini adalah aktiva tetap yang kurang produktif atau masih menganggur.
5)      Penjualan obligasi
Artinya perusahaan mengeluarkan sejumlah obligasi untuk dijual kepada pihak lainnya.
6)      Memperoleh pinjaman
Memperoleh pinjaman dari kreditor (bank atau lembaga lain), terutama pinjaman jangka pendek, khusus untuk pinjaman jangka panjang juga dapat digunakan, hanya saja peruntukkan pinjaman jangka panjang biasanya digunakan untuk kepentingan investasi.

7)      Dana hibah
Mengenai perolehan dana hibah dari berbagai lembaga, ini juga dapat digunakan sebagai modal kerja, karena biasanya dana ini tidak dikenakan biaya sebagaimana pinjaman dan tidak ada kewajiban pengembalian.
8)      Sumber lainnya.[16]

Pada dasarnya terdapat dua kelompok modal yang menjadi sumber dana bagi perusahaan, yaitu:
a)      Modal asing/luar negeri, digolongkan atas:
1)      Modal asing jangka pendek, penggunaannya kurang dari 1 tahun.
2)      Modal asing jangka menengah, penggunaannya selama 1 sampai 5 tahun.
3)      Modal asing jangka panjang, penggunaannya lebih dari 5 tahun.
b)      Modal sendiri
Adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan dalam berbagai macam bentuk. [17]
Dapat disimpulkan bahwa secara umum kenaikan dan penurunan modal kerja disebabkan oleh:
·         Adanya kenaikan modal (penambahan modal pemilik atau laba);
·         Adanya pengangguran aktiva tetap (penjualan aktiva tetap); dan
·         Adanya penambahan utang.[18]
Dengan adanya berbagai sumber dana dan berbagai jangka waktu yang dapat dimanfaatkan perusahaan, maka penggunaan dana hendaknya disesuaikan dengan kesempatan yang diberikan oleh pemberi pinjaman atau pemilik modal.
Kredit jangka pendek hendaknya dipakai untuk investasi jangka pendek. Kredit jangka panjang sebaiknya digunakan untuk membelanjai kegiatan pendek dan jangka panjang. Dan modal sendiri pun sebaiknya digunakan untuk kegiatan jangka pendek atau jangka panjang.


 
E.   CARA PEMENUHAN KEBUTUHAN MODAL

Cara pemenuhan kebutuhan dana pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1)      Pemenuhan kebutuhan dana secara sendiri-sendiri sesuai dengan kebutuhan masing-masing aktiva yang akan dibiayai, disebut juga Pembelanjaan Parsial.
2)      Pemenuhan kebutuhan dana secara keseluruhan dengan memandang semua kebutuhan sebagai satu kesatuan dan satu kelompok, disebut juga Pembelanjaan Total.[19]

Modal dana yang sifatnya konstan disebut modal konstan dan modal dana yang berubah-ubah disebut modal variabel. Faktor konstan dan variabel ini terdapat pada aktiva lancar dan tetap. Faktor konstan dari dana yang ditanamkan dalam aktiva lancar permanen/modal kerja permanen.

1.     Pemenuhan Kebutuhan Dana Ditinjau dari Sudut Likuiditas dan Rentabilitas

Pedoman pembelanjaan sebagai berikut:
a)      Untuk aktiva lancar hendaknya dibiayai dengan kredit jangka pendek yang umumnya tidak lebih pendek dari pada terikatnya dana dalam aktiva lancar.
b)      Untuk aktiva tetap yang tidak berputar, pada prinsipnya dibiayai dengan modal sendiri.
c)      Untuk aktiva tetap yang tidak berputar secara berangsur-angsur (gedung, mesin, kendaraan, dan sebagainya) dapat dibiayai dengan kredit jangka panjang atau modal sendiri.[20]


 
Pedoman pembelanjaan ditinjau dari sudut likuiditas sebagai berikut:
a)      Kebutuhan dana yang permanen (modal konstan)
Pada prinsipnya harus dibiayai dengan modal sendiri atau kredit jangka panjang.
b)      Kebutuhan dana yang berubah-ubah jumlanya di atas ini konstan (modal variabel)
Pada prinsipnya dibiayai dengan kredit jangka pendek yang jangka waktunya tidak lebih pendek daripada kebutuhannya.[21]

Dalam memenuhi kebutuhan modal kerja kita harus mengadakan keseimbangan antara tujuan likuiditas dan tujuan rentabilitas. Artinya bahwa pemenuhan modal kerja itu tidak hanya dipandang likuid dari sudut pengembalian kreditnya, tapi juga seberapa besar keuntungan yang kita dapatkan dari modal yang kita dapatkan tersebut.
Adapun cara ini bisa dilakukan mengadakan kombinasi yang optimal antara pemenuhan dengan kredit jangka panjang dan kredit jangka pendek, yang dalam literatur pembelanjaan disebutkan sebagai masalah optimum modal.
 Masalah optimum modal adalah menyangkut masalah pemenuhan kebutuhan dana, mana yang lebih menguntungkan antara pemenuhan dengan kredit jangka pendek atau kredit jangka panjang atau kombinasi berapa bagian dana yang dipenuhi dengan kredit jangka panjang. [22] Masalah ini timbul karena adanya tingkat bunga yang berbeda.

2.     Pemenuhan Kebutuhan Dana Ditinjau dari Sudut Solvabilitas dan Rentabilitas

Prof. Dr. Njoo Hong Hwie mengemukakan skema pembelanjaan dari sudut solvabilitas, yaitu:


 
a)      Modal dari golongan pesimis tulen, ditarik dengan memberikan hak preferen atas barang-barang tertentu dari perusahaan hipotik atau gadai.
b)      Modal dari golongan pesimis biasa, dapat ditarik dengan menempatkan mereka sebagai kreditur tetapi tidak disertai hak preferen sehingga dapat digolongkan dengan kreditur konkuren.
c)      Modal dari golongan optimis tulen, ditarik supaya mereka turut mengambil bagian di dalam perusahaan yang tidak mempunyai hak preferen.
d)     Modal dari golongan optimis biasa, ditarik supaya mereka turut mengambil bagian dalam perusahaan tetapi mempunyai hak preferen (peserta preferen).[23]

Diantara keempat golongan tersebut yang paling banyak dimasyarakat adalah golongan 2 dan 4.
Dalam sistem ini juga berlaku aturan bahwa pemenuhan kebutuhan dana bukan hanya mempertimbangkan dari sisi solvabilitasnya saja atau dari kemampuan pengembalian kredit jangka panjangnya, tetapi juga melihat dari sisi keuntungannya. Dalam sistem ini terdapat dua sumber dana yaitu dari modal asing dan modal sendiri. Setiap tambahan modal asing akan selalu menurunkan tingkat solvabilitasnya, dan setiap penambahan modal sendiri akan selalu menaikkan tingkat solvabilitasnya. Berhubung dengan itu, maka apabila suatu perusahaan dalam memenuhi kebutuhan modalnya hanya mendasarkan pada pertimbangan solvabilitasnya saja, maka pemenuhan modalnya haruslah selalu dipenuhi dengan modal sendiri. Karena makin besarnya modal sendiri berarti makin tinggi pula tingkat solvabilitasnya, dan akan semakin besar jaminan bagi kreditur.
Hal itu tentulah berbeda jika rentabilitas juga menjadi pertimbangan, karena setiap tambahan modal sendiri yang selalu dibenarkan menurut pertimbangan solvabilitas, belum tentu mempertinggi tingkat rentabilitas modal sendiri. Caranya adalah bergantung kepada 2 faktor, yaitu:
1)      Earning power (rentabilitas ekonomi) dari tambahan modal tersebut
2)      Tingkat bunga dari modal asing.[24]
F.    PENUTUP

Kesimpulan

Ø  Pembelanjaan perusahaan diartikan sebagai seluruh aktivitas yang bersangkutan dengan usaha untuk mendapatkan dana yang diperlukan dengan biaya minimal dan syarat-syarat yang paling menguntung dan menggunakan atau mengalokasikan dana tersebut seefisien mungkin (Bambang Riyanto, 1995).
Ø  Tujuan pembelanjaan perusahaan sebagai berikut :
·         Mendapatkan atau menaikkan tambahan dana perusahaan.
·         Menggunakan dana secara efisien.
·         Mendistribusikan laba perusahaan kepada yang berhak.
Ø  Modal diartikan sebagai semua barang kongkrit yang yang terdapat pada neraca sebelah debet dan daya beli atau nilai tukar dari tukar dari barang-barang tersebut yang tercatat di sebelah kredit
Ø  Berikut ini beberapa sumber modal kerja yang dapat digunakan, yaitu:


1)      Hasil operasi perusahaan
2)      Keuntungan penjualan surat-surat berharga
3)      Penjualan saham
4)      Penjualan aktiva tetap
5)      Penjualan obligasi
6)      Memperoleh pinjaman
7)      Dana hibah
8)      Sumber lainnya.


Ø  Cara pemenuhan kebutuhan dana pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1)      Pemenuhan kebutuhan dana secara sendiri-sendiri sesuai dengan kebutuhan masing-masing aktiva yang akan dibiayai, disebut juga Pembelanjaan Parsial.
2)      Pemenuhan kebutuhan dana secara keseluruhan dengan memandang semua kebutuhan sebagai satu kesatuan dan satu kelompok, disebut juga Pembelanjaan Total.
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, AM Dewi. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: Ghalia Indonesia, 2004.
Herawati, Jajuk. dan Sunarto. Anggaran Perusahaan. Yogyakarta: AMUS Yogyakarta, 2004.
Kasmir. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011.
Sumarni, Murti. dan John Soeprihanto. Pengantar Bisnis (Dasar-Dasar Ekonomi Perusahaan). Yogyakarta: Liberty, 2003.
Syamsuddin, Lukman. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011.
Umar, Husein. Business an Introduction. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2000.



[1] Husein Umar, Business an Introduction, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2000), h.157.
[2] Murti Sumarni dkk, Pengntar Bisnis (Dasar-Dasar Ekonomi Perusahaan), (Yogyakarta: Liberty, 2003), h. 316.
[3] Ibid.
[4] Lukman Syamsuddin, Manajemen Keuangan Perusahaan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011) h. 3
[5] Ibid,. h. 5.
[6] Ibid,. h. 7.
[7] Murti Sumarni dan John Soeprihanto, Pengntar Bisnis (Dasar-Dasar Ekonomi Perusahaan), (Yogyakarta: Liberty, 2003), h. 317.
[8] Ibid.
[9] Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011), h. 250.
[10] Ibid.
[11] Dewi Astuti, Manajemen Keuangan Perusahaan, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2004), h. 128.
[12] Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011), h. 254.
[13] Husein Umar, Business an Introduction, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2000), h. 163.
[14] Jajuk Herawati dan Sunarto, Anggaran Perusahaan, (Yogyakarta: AMUS Yogyakarta, 2004), h. 68.
[15] Ibid.
[16] Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011), h. 257-258.
[17] Murti Sumarni dkk, Pengntar Bisnis (Dasar-Dasar Ekonomi Perusahaan), (Yogyakarta: Liberty, 2003), h. 342.
[18] Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011), h. 258
[19] Murti Sumarni dkk, Pengntar Bisnis (Dasar-Dasar Ekonomi Perusahaan), (Yogyakarta: Liberty, 2003), h. 353
[20] Ibid.
[21] Ibid.
[22] Ibid., h. 354.
[23] Ibid., h. 355.
[24] Ibid.

1 komentar:


  1. Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.

    Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.

    Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.

    Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.

    Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut

    BalasHapus